PANCA MAHA BHUTA SEBAGAI UNSUR PEMBENTUK ALAM SEMESTA Logo
  • PANCA MAHA BHUTA SEBAGAI UNSUR PEMBENTUK ALAM SEMESTA

    Baca materi berikut dengan cermat dan kerjakan tugas - tugas dengan penuh tanggung jawab.
  • Tujuan Pembelajaran:

    1. Peserta didik dapat menguraikan pengertian Panca Maha Bhuta.
    2. Peserta didik dapat menjabarkan bagian - bagian Panca Maha Bhuta.
    3. Peserta didik dapat mengklasifikasikan contoh - contoh Panca Maha Bhuta.
    4. Peserta didik dapat mengemukakan upaya menyelaraskan diri dengan alam.
  • Materi (Mari Membaca)

  • A. ALAM SEMESTA

    Bhuana Agung. 

    Keberadaan alam semesta atau jagat raya ini diciptakan oleh Brahman. Proses penciptaan Jagat Raya ini terjadi pada masa Srsti. Istilah lain yang sering terpakai untuk menyebutkan Bhuwana Agung adalah alam raya, alam semesta, jagat raya, alam besar, Brahmanda, dan macrocosmos. Bhuwana Agung adalah semua gugusan antara lain : matahari, bintang, planet, bumi, bulan, dan yang menjadi isi alam semesta ini. Pada saat alam semesta ini mengada disebut dengan masa Srsti atau Brahmadiwa (siang hari Brahman). Sedangkan ketika alam semesta ini meniada disebut dengan Pralaya atau Brahmanakta (malam hari Brahman). Dalam perhitungan satu kali Brahmadiwa dan satu kali Brahmanakta disebut dengan satu hari Brahman atau satu Kalpa.

    Kapan sesungguhnya alam semesta ini tercipta, sangat sulit dipastikan, mengingat keterbatasan kemampuan dan umur manusia. Beberapa peneliti dan ilmuwan mencoba untuk membuat teori tentang penciptaan alam semesta tetapi tidak satu pun dapat memastikan kapan alam ini tercipta. Menurut  susastra suci Hindu teori penciptaan jagat raya banyak diuraikan yang jika dicermati dan dipelajari dengan penuh keyakinan maka alam semesta ini mengalami keadaan dimana jagat raya ini pernah tidak ada, lalu ada, kemudian tidak ada lagi, demikian seterusnya berulang-ulang. Proses dari tidak ada menjadi ada alam semesta ini berlangsung secara berjenjang, dari jenjang yang amat halus dan tidak berwujud ( gaib / niskala ) sampai pada jenjang yang berwujud dan sangat kasar ( nyata / sekala ). Alam semesta ini mengada melalui proses evolusi yang sangat panjang.

    Terjadinya Bhuana Agung (Alam Semesta)

    Bhuana Agung diciptakan secara bertahap. Berawal dari Brahman melalui kekuatan tapa-Nya, terciptalah dua kekuatan yang disebut Purusa dan Pradhana. Selanjutnya dari pertmuan Purusa dan Pradhana munculah zat yang sangat halus yang disebut dengan “citta”. Citta yang terpengaruh oleh kekuatan Tri Guna yaitu Sattwam, Rajas, dan Tamas terciptalah unsur Buddhi, Manah dan Ahamkara. Tahapan berikutnya setelah muncul Tri Guna terciptalah Dasaindrya daripadaya muncul Panca Tan Matra yaitu lima unsur zat yang bersifat halus. Dari unsur-unsur Panca Tan Matra inilah muncul Panca Maha Bhuta yaitu lima macam unsur zat alam. Dari Panca Maha Bhuta berevolusi serta menyempurnakan bentuknya dan terciptalah Brahmanda-Brahmanda, salah satunya adalah Bumi. 

    Bhuana Alit

    Bhuwana alit adalah alam kecil yaitu isi dari jagat raya atau alam semesta ini. Kitab Sveta Svatara Upanisad menjelaskan, sebagai berikut : Rudra setelah menciptakan bumi dengan segala isinya, lalu memberi tangan kepada manusia dan memberi sayap kepada burung-burung. Beliau juga menjadi mata dari semua makhluk, menjadi wadah/muka semua makhluk, menjadikan tangan dari semua makhluk, bahkan menjadi kaki dari semua makhluk.

    Jenis – Jenis Mahkluk Hidup di Alam semesta yang tergolong Bhuana Alit adalah:

    1. Kelompok Eka Pramana
      Yaitu mahluk hidup yang hanya memiliki satu kekuatan dalam hidupnya yaitu Bayu. Yang tergolong kelompok Eka Pramana adalah tumbuh - tumbuhan.
    2. Kelompok Dwi Pramana
      Adalah mahluk hidup yang memiliki dua kekuatan hidup yaitu Bayu dan Sabda. Yang tergolong ke dalam Dwi Pramana yaitu bangsa binatang.
    3. Kelompok Tri Pramana
      Adalah mahluk hidup yang memiliki tiga kekuatan hidup yaitu; Bayu, Sabda dan Idep.Yang tergolong kedalam Tri Pramana adalah manusia.

    Bayu adalah kekuatan nafas, Sabda adalah kekuatan suara dan Idep adalah kekuatan pikiran. Diantara mahluk hidup hanya manusialah yang memiliki semua unsur ciptaan Brahman secara lengkap. 

    B. PANCA MAHA BHUTA
    Menurut para ahli bumi terbagi dari tiga bagian yakni kerak, Mantel dan Inti. Ketiga lapisan ini tersusun dari atom-atom. Dalam ajaran agama Hindu, Bumi  dan isinya (Bhuana Agung dan Bhuana Alit) terdiri dari lima jenis elemen dasar. Kelima elemen dasar tersebut dikenal dengan istilah Panca Maha Bhuta. 

    Bagian - bagian Panca Maha Bhuta

    1. Pertiwi
      Pertiwi merupakan unsur zat padat pembentuk alam. Pada alam semesta unsur padat terdapat pada tanah dan bebatuan. Sedangkan pada badan manusia pertiwi terdapat pada badan kasar atau tubuh manusia itu sendiri.
    2. Teja/Agni
      Teja atau agni merupakan unsur panas pembentuk alam. Pada alam semesta dapat berupa wujud api. Sedangkan pada tubuh manusia unsur panas bisa sebagai suhu tubuh.
    3. Apah
      Apah merupakan unsur cair pembentuk alam. Pada alam semesta unsur cair bisa berupa air baik laut maupun tawar dan bentuk cairan lainnya. Pada tubuh manusia unsur cair bisa berupa darah,keringat, enzim dan segala bentuk cairan pada tubuh manusia.
    4. Bayu
      Bayu merupakan unsur gas pembentuk alam. Pada alam semesta gas dapat berupa udara/angin. Pada tubuh manusia unsur gas bisa berupa nafas.
    5. Akasa
      Akasa merupakan unsur ruang penyususn alam. Pada alam semesta dikenal dengan istilah ruang angkasa, galaksi, rotasi bumi yang tertata rapi perputaran bumi dan planet lainnya supaya tidak berbenturan. Sedangkan pada tubuh manusia unsur akasa berfungsi untuk jalan atau sirkulasi dari unsur lainnya.

        

     

  • Lembar Kerja 1 (Mari Beraktivitas)

  •  
  • C. HUBUNGAN BHUANA AGUNG DAN BHUANA ALIT

  • Manusia dan alam semesta memiliki kesamaan unsur-unsur pembentuknya. Jika alam di sekitar manusia mengalami perubahan maka manusia juga harus mengalami perubahan sehingga dapat menyelaraskan diri. Terjadinya bencana seperti tanah longsor, banjir, polusi, kebakaran merupakan akibat ketidakselarasan dan ketidakharmonisan bhuana agung dan bhuana alit. Oleh karenanya bhuana agung dan bhuana alit memiliki hubungan yang sangat erat. Berikut rinciannya:

    Bhuana Agung dan Bhuana ALit berasal dari sumber yang sama.
    Bhuana Agung dan Bhuana ALit memiliki unsur yang sama.
    Bhuana Agung dan Bhuana ALit saling mempengaruhi.
    Bhuana Agung dan Bhuana ALit saling membutuhkan.

    Gambar berbagai bencana alam.

     

     

  • Tahukah Kamu?

  • Suku Tengger merupakan sebuah komunitas masyarakat yang mendiami wilayah kaki Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo. Rata-rata masyarakat suku Tengger menganut agama Hindu.

    Agama Hindu yang dianut suku Tengger mengalami akulturasi dengan budaya asli Tengger. Misalnya dalam penggunaan kalimat sapaan "hong ulun basuki langgeng" yang artinya Tuhan tetap memberikan keselamatan yang kekal kepada kita.

    Suku Tengger terkenal dengan keberagaman budaya dan ritual upacaranya. Salah satu yang populer di kalangan masyarakat luas adalah upacara Kasada atau Yadnya Kasada.

    Upacara Kasada merupakan sebuah ritual yang dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur dan harapan agar dijauhkan dari malapetaka. Upacara ini dilakukan dengan melarung hasil bumi ke dalam kawah Gunung Bromo. Dalam perkembangannya, upacara ini menjadi salah satu hari raya umat Hindu Tengger.

  • D. UPAYA MENYELARASKAN DIRI DENGAN ALAM

  • Ketidakseimbangan Bhuana Agung dan Bhuana Alit dapat mengakibatkan bencana pada alam semesta. Unsur - unsur panca Maha Bhuta yang semestinya dapat mendukung dan menguntungkan mahluk hidup bisa berubah menjadi petaka yang merugikan semua mahluk hidup. Untuk menghindarkan diri dari bencana maka harus ada upaya - upaya untuk menyelaraskan diri dengan alam.

    Dalam ajaran Agama Hindu mengenal konsep ajaran Tri Hita Karana yang dikenal mendunia sebagai harmonisasi diri dengan Sang Pencipta, Sesama dan Alam. Berikut pembagian dan penjelasan konsep Tri Hita Karana:

    1. Parhyangan 
      Parhyangan merupakan hubungan Manusia dengan Tuhan, yang menegaskan bahwa kita harus selalu sujud bakti kepada Tuhan, Sang Pencipta Alam Semesta beserta isinya. Aplikasi konsep ini dapat diwujudkan dengan upacara Dewa Yajna.
    2. Pawongan
      Pawongan merupakan hubungan manusia dengan sesamanya. Dalam artian bisa dikatakan pawongan mempunyai makna kita harus bisa menjaga keharmonisan hubungan dengan keluarga, teman dan masyarakat. Pawongan dapat diwujudkan dengan upacara Manusa Yajna.
    3. Palemahan 
      Palemahan merupakan hubungan manusia dengan lingkungan /alam. Lingkungan/alam ini mencangkup tumbuh-tumbuhan, binatang dan hal-hal yang bersifat sekala niskala. Di dalam ajaran agama Hindu dapat diwujudkan dengan upacara Bhuta Yajna  
       
  • Lembar Kerja 2 (Mari Mengamati)

    Lihatlah tayangan ilustrasi tentang bagaimana sebaiknya menjaga alam dan lingkungan kita. Setelah itu berikan pendapatmu pada kolom di bawah yang sudah disediakan.
  • Lembar Kerja 3 (Mari Berlatih)

    Kerjakan latihan soal berikut ini.
  • Image-39
  • Penilaian Diri (Refleksi)

    Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan isilah kolom nilai di bawah ini dengan jujur dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
  •  
  • Clear
  • Should be Empty: